Hi semua.. Seneng banget ya sekarang ini makin gampang buat belanja apa aja secara online apalagi di jaman pandemi kayak gini yang harus membatasi banget keluar rumah. Berbekal dari liat instagram story salah satu teman yang habis terima paket dari segari, aku jadi ikut-ikutan cari tahu tentang segari. Waktu udah intip aplikasinya waaw... ternyata cukup lengkap yaaa dan yang paling penting harganya itu loh banyak yang lebih murah dan ada potongan harga juga. Apalagi ditambah sama free ongkir akhirnya yang tadinya mau keluar rumah buat groceries shopping langsung kuputuskan batal dan belanja lewat segari ini aja. Jadi segari itu apa sih? Segari adalah situs belanja online bahan segar berkualitas dan infonya startup ini baru berdiri di tahun 2020. Belinya cuma bisa via aplikasi? engga doong.. bisa juga via website biasa misal kamu males download aplikasinya di HP atau udh kepenuhan memorinya :) jadi gampang banget dan user friendly. Pilihan pembayarannya juga beragam dari mulai transfe
Gerimis di langit malam
tanggal sebelas waktu itu seakan tak asing kudengar. Terdiam. Kuresapi setiap
derai bulir air langit yang turun kala itu. Tak sadar, tenggelamlah aku dalam
asiknya lamunan malam. Hingga suara gaduh tak sanggup membuatku terjaga. Aku mati, mati dalam lamunanku sendiri yang tak
tahu kemana akan berlabuh. Aku kesal, setiap gerimis datang tak mampu aku
tenang lalu tidur. Pasti akan terjaga dalam lamunan panjang yang kini ku sebut
lamunan bodoh. Bahkan memejamkan mata pun bukan pilihan yang tepat. Aku tetap
tenggelam dalam sesuatu yang kunamakan kebodohan sesaat. Hingga ribuan detik
berlalu, sesosok bayangan manis itu menggangguku dengan senyumnya. Menggodaku
dengan tatapannya yang lembut. Dan aku tersadar. Dia jawaban
dari alasan mengapa aku melakukan lamunan bodoh ini. Dia sosok yang kunanti
setiap pagi ada untuk membangunkanku tapi ku tahu itu tak mungkin. Bukan karena
apapun, tapi sesuatu yang berharga darinya tak bisa aku raih. Ya, hatinya tidak
untuk aku, bukan karena telah terjaga oleh yang lain, tapi karena kami pernah lahir dari rahim yang sama. Ya, satu darah. Kami saudara kandung. Dan aku sangat membenci hal ini.
Mengatakan pada siapapun aku tak ingin. Bahkan hanya menulisnya dalam buku
hariannya pun aku tak sudi. Ini menyakitkan. Lebih menyedihkan, karena fakta ini baru saja kudapati saat gerimis malam
tanggal sebelas bulan pertama itu. Aku menangis sedu sedan. Haruskah aku
meninggalkan rasa ini, meski cinta takkan pernah pergi dan tak pernah salah memilih
hati untuk ia singgahi. Hah. Ini rumit.
aku : melanjutkan lamunan
AAD
Komentar
Posting Komentar