Hi semua.. Seneng banget ya sekarang ini makin gampang buat belanja apa aja secara online apalagi di jaman pandemi kayak gini yang harus membatasi banget keluar rumah. Berbekal dari liat instagram story salah satu teman yang habis terima paket dari segari, aku jadi ikut-ikutan cari tahu tentang segari. Waktu udah intip aplikasinya waaw... ternyata cukup lengkap yaaa dan yang paling penting harganya itu loh banyak yang lebih murah dan ada potongan harga juga. Apalagi ditambah sama free ongkir akhirnya yang tadinya mau keluar rumah buat groceries shopping langsung kuputuskan batal dan belanja lewat segari ini aja. Jadi segari itu apa sih? Segari adalah situs belanja online bahan segar berkualitas dan infonya startup ini baru berdiri di tahun 2020. Belinya cuma bisa via aplikasi? engga doong.. bisa juga via website biasa misal kamu males download aplikasinya di HP atau udh kepenuhan memorinya :) jadi gampang banget dan user friendly. Pilihan pembayarannya juga beragam dari mulai transfe
Muara
lamunanku tak bergeming, ia membelai pelan anak tangga penantian. Di sudut lorong hitam
aku menunggu dengan tangisan ragu tanpa suara. Raja rasa lalu memuncah banjiri
mataku satu satu. Bagaikan hujan menciumi deras sang alam bumi. Layaknya aku
kini terpaku pada sebuah persimpangan, dipaksa patuh untuk pilih riasanku sendiri.
Riasan jujur yang harus menghiasi kehidupan fana. Aku melolong tak berkedip.
Sepi lalu menjalar hebat kedinginan. Seperti
suara angin dini hari, begitu sepi. Cawan bunga melati itu lalu bergaya elok
meniup semerbak aura wewangiannya. Senja sedang menggantung jingga keemasan. Perahuku
seakan belum siap berlayar, hati gemetaran mencari sang tuan. Adakah yang mampu
patahkan jeruji ini? Aku terlentanng diantara rasaku sendiri. Terpenjara oleh
kegamangan jiwa penuh tatih kerinduan dan haus hangatnya sentuhan sang pencipta
jiwa raga. Masih adakah aku dalam lembar naskah-Nya? Ribuan tanya deras mencumbui
pikiranku. Tak akan kering walau diusir angin. Rindu ini begitu memar di
jantungku, saat pemilik matahari itu seakan menjauhi jasmani pun rohani ini.
Lumpur itu pun terus mengental, memilin segala kesalahanku dalam lingkar dosa
yang kelak menepis balon-balon bahagia duniawi.
Aku takut. Sendiri dalam ramainya peri peri fatamorgana. Aku sering
berkaca pada kepingan kebeningan berharap ada bias cahaya dari sana. Tapi
tidak. Lumpur itu tetap ada. Cermin pun enggan menatapku. Seksama lalu ku renungkan
detil iman di hatiku. Senyap. Terlalu sepi. Sepi karena rindu yang telah karam.
Rindu itu seolah berbincang. Mengajakku berkaca pada pantulan maya tubuhku. Apa
makna diriku? Tak pernah kutemukan jawabannya. Jati diri ini terbungkus
kapas-kapas ragu. Lembayu lalu merayuku. Menghempas beban tuk berderai sejuk di
palung hati. Gerimis sepi selalu bersenandung, membuat mendung kerinduan tetap
menebal. Entah apa yang kurindukan, namun hati bergetar tiap panggilan sholat
itu dikumandangkan. Hatiku menangis, meleleh lebur bergemuruh pilu. Tak kuasa
aku membendung, klimaks sedih tak berujung ini. Sedihku kian bertahta oleh
dosa-dosa yang kulukis sendiri. Gamang semakin tak terjamah olehku. Ia semakin
bebas mengalir di setiap nadi tubuhku. Aku seperti sempurna dalam sepinya
rohani dan riuhnya jasmani. Apa yang terjadi? Segenap tanya ku lemparkan ke
lekuk langit langit malam penuh gerimis air langit. Lekuk langit pun menunduk.
Gerimis berhenti bersenandung, menyampaikan pesan. Jawabanku turun bersama sang
mega mega putih. Kata Tuhanku, aku sangat merindukan-Nya.
AAD
Komentar
Posting Komentar